Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

WHY DON'T WE Vibes

Gambar
Kebiasaan ku adalah memiliki musim untuk jenis musik. Jadi setiap musimnya atau kita sebut semood nya aku, bisa beda-beda genre musik yang aku suka. Misalnya bulan januari awal 2018 kemarin aku lagi seneng-seneng nya sama genre musik yang sedih dan kaya depresi gitu, mungkin karena saat itu aku lagi kebawa suasana sedih Jonghyun meninggal, dan memang diawal tahun ini rasanya tingkat depresi ku meningkat. Karena aku mendapat kejutan yang sangat menyedihkan dua bulan berturut-turut saat di bulan Maret dan April. Aku kehilangan dua orang yang aku sayang dalam waktu berdekatan. Hmmm okay mari kita skip... Terkadang aku akan punya masa absurd tidak mempunya satu musik pun untuk didengarkan. Karena belum menemukan mood. Dan untuk musim ini, bulan Juni dan Juli 2018. Musimnya Why Don't We. Mungkin buat kalian yang gatau itu apa, mereka adalah boyband dari Amerika. Dan perkiraan ku nih, mereka itu debut di Youtube channel. Karena aku nemuin banyak video solo mereka nyanyi gitu. Tapi w...

Sudahkah Kalian Membaca dan Menulis Hari Ini?

        Dalam berita “Tentang Dia, Sosok Dibalik Kerudung di Titik Api ”, Taufik Hidayatullah selaku sosok yang diceritakan. Ingin mengajak masyarakat untuk gemar menulis dan membaca. Ia menceritakan bahwa menulis merupakan suatu kebiasaan yang ia lakukan setiap hari. Karena menulis memberikan kebahagaiaan tersendiri untuk dirinya. Dari buku yang ia tulis, ia berharap dapat meningkatkan minat membaca dan memberi pandangan kepada masyarakat bahwa menulis itu menyenangkan.          Berita ini mengacu pada bagaimana masyarakat Indonesia sendiri,  kebiasaan menulis  masih relatif rendah. Lebih rendah dibandingkan dengan membaca. Banyak para tokoh yang berpendapat demikian, khususnya dosen-dosen yang berada di perguruan tinggi. Mereka melihat hal ini dari kualitas dan kemampuan menulis mahasiswa. Hal ini semakin diperkuat, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University tentang Most ...

Tentang Dia, Sosok Dibalik Kerudung di Titik Api

Gambar
“Saya ingin seperti ungkapan Pramoedya Ananta Toer, menulislah maka kamu akan abadi dalam sejarah.” ujar Taufik Hidayatullah, pemuda berusia 19 tahun, yang baru saja meluncurkan novel keduanya pada 10 Maret 2018 lalu. Dengan mengangkat fenomena perempuan sebagai tubuh sosial dalam balutan hijab, melalui novel berjudul “Kerudung di Titik Api” Taufik ingin menunjukkan keseimbangan antara sisi feminisme dan maskulinitas. Ketertarikannya dalam dunia menulis, bermula ketika ia duduk di bangku sekolah menengah pertama. Belum memiliki pengalaman menulis, tak menjadi halangan bagi Taufik kala itu untuk mencoba mengikuti lomba cerpen di salah satu surat kabar yang ada di provinsi Riau. Yang membuatnya berhasil meraih juara pertama. Hal ini lah yang mengantarkan ia pada novel pertamanya Ketika Nalar Berbicara. “Saat itu momen yang paling unforgettable banget, dari sanalah motivasi-motivasi baru muncul dan mendorong saya untuk melahirkan karya.” ungkap Taufik.  Baginya menulis mer...