PENGETAHUAN DAN KEYAKINAN (review)

1.      Hubungan antara Pengetahuan dan Keyakinan
Pengetahuan dan keyakinan merupakan sikap mental seseorang yang disadari ada atau terjadi. Namun, pengetahuan tidak sama dengan keyakinan, walaupun terdapat hubungan yang sangat erat antara keduanya. Dalam hal keyakinan, objek yang disadari sebagai ada itu, tidak perlu harus ada. Sebaliknya dalam hal pengetahuan, objek yang disadari itu harus ada.  Oleh karena itu, keyakinan bisa saja keliru tetapi tetap saja dianut sebagai keyakinan. Pengetahuan tidak bisa salah atau keliru karena jika suatu pengetahuan terbukti salah atau keliru, tidak bisa dianggap lagi sebagai pengetahuan.
            Salah satu syarat bahwa seseorang mengetahui sesuatu adalah bila yang diklaimnya sebagai pengetahuan dalam kenyataannya memang ada. Objek yang diketahui harus ada, harus terjadi sebagaimana yang diklaim. Pengetahuan selalu mengandung kebenaran. Ditunjang oleh bukti-bukti berupa fakta, saksi, memori, catatan historis, dan lain-lain. Contohnya yang relevan adalah seorang hakim bisa saja yakin bahwa si terdakwa bersalah, tapi keyakinan ini tidak cukup untuk mengatakan bahwa dia tahu si terdakwa itu bersalah. Hanya kalau ada bukti, ada fakta, ada saksi yang bisa dipertanggungjawabkan, dapat disimpulkan bahwa hakim itu memang tahu bahwa si terdakwa bersalah.
            Apa yang dianggap sebagai pengetahuan kemudian dirumuskan menjadi proposisi. Misalnya 2 + 2 = 4 menjadi sebuah pengetahun apabila pada kenyataannya 2 + 2 = 4. Kalau dalam kenyataan tidak benar demikian, maka proposisi tadi hanya menjadi sebuah keyakinan. Jadi, proposisi atau hipotesis adalah pernyataan yang mengungkapkan apa yang diketahui dan/atau diyakini sebagai benar yang perlu dibuktikan lebih lanjut.
            Pengetahuan selalu mengandung kebenaran. Kalau seseorang tahu bahwa P, maka P pasti benar. Pengetahuan memiliki sifat yang sementara. Untuk kurun waktu tertentu pengetahuan tersebut harus mengandung kebenaran, terlepas jika suatu saat apa yang diketahui sebagai benar itu menjadi tidak benar dan kemudian tidak lagi merupakan pengetahuan.
            Timbul dua pendapat yang berbeda. Pendapat pertama mengatakan bahwa sebuah pengetahuan terjadi jika subjek yang bersangkutan harus sadar bahwa dia tahu. Para filsuf fenomenologi, mengatakan bahwa tahu adalah tahu bahwa seseorang mengetahui sesuatu.  Bagi mereka ada dua tingkat kesadaran. Tingkat pertama adalah kesadaran bahwa di luar sana ada sebuah pohon. Tingkat kedua adalah kesadaran bahwa saya sedang sadar bahwa di luar sana ada sebuah pohon. Seseorang benar-benar punya pengetahuan tentang sesuatu, tentang pohon diluar sana.  Ini untuk menghindari dan membedakan pengetahuan dari sekadar menebak atau mengira.
            Pendapat kedua mengatakan bahwa pengetahuan itu ada, tidak perlu kesadaran bahwa subjek itu tahu. Dalam banyak kasus kita tahu sesuatu, walaupun tanpa menyadari bahwa kita tahu. Baru setelah orang lain menyinggung hal itu, kita menjadi sadar bahwa sesungguhnya kita tahu. Menurut Sokrates, ilmu pengetahuan sesungguhnya hanya menarik keluar apa yang sudah diketahui orang sejak lahir. Menurut Plato, pengetahuan akan kebenaran adalah mengingat kembali apa yang sudah diketahui sebelumnya.
            Pendapat kedua pada dasar meneguhkan pendapat pertama bahwa pengetahuan baru benar-benar merupakan pengetahuan ketika subjek tersebut sadar (kembali) akan apa yang mungkin pernah diketahuinya. Apa yang diketahui tanpa disadari itu dianggap sebagai pengetahuan, ini hanya merupakan pengetahuan terselubung dan belum merupakan pengetahuan aktual. Contohnya adalah Newton, sebelum Newton sadar mengenai hukum gravitasi ketika satu buah apel jatuh persis mengenai kepalanya, dia dan semua orang sebelumnya dan sezamannya, sesungguhnya sudah tahu mengenai hukum itu. Tetapi, hukum itu baru dianggap sebagai sebuah pengetahuan ketika Newton menyadari dan merumuskannya.

            Disimpulkan bahwa supaya ada pengetahuan, yang diklaim sebagai diketahui itu harus ada sebagaimana diklaim, tetapi di pihak lain si subjek sendiri harus sadar bahwa ia tahu tentang apa yang diklaimnya sebagai diketahui itu. Pengetahuan selalu mengandung keyakinan yaitu keyakinan mengenai kebenaran pengetahuan itu. Jika seseorang tahu bahwa p, maka ia (karena sadar bahwa ia tahu) dengan sendirinya yakin bahwa p. Jika saya tahu bahwa Anda orang baik, saya yakin juga bahwa Anda orang baik. Tetapi hubungan ini tidak bisa dibalik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEANEKARAGAMAN BUDAYA menurut John J. Macionis

STRATIFIKASI SOSIAL menurut John J. Macionis

Tentang Dia, Sosok Dibalik Kerudung di Titik Api