INTRODUCING GROUP PRINCIPLES AND PRACTICES (review)
Ada dua
contoh situasi yang dapat menjelaskan komunikasi kelompok kecil :
1.
Sebuah Unit
Kegiatan Mahasiswa akan mengadakan acara, setiap minggu semua anggota
dikumpulkan untuk rapat besar.
2.
Anggotatimbeladiriberkumpuluntukmembahaslomba
yang akandatang.
Dua situasi
diatas menunjukkan bahwa sekelompok orang bertemu dan berkomunikasi meskipun
tujuan mereka berbeda. Dalam masing-masing situasi mereka saling menanggapi
satu sama lain dan mengekspersikan gagasan, informasi, dan opini. Maka, dapat
didefinisikan Komunikasi Kelompok Kecil sebagai
komunikasi antara sekelompok kecil orang
yang memiliki kesamaan tujuan, rasa saling memiliki, dan saling mempengaruhi
satu sama lain. Sebuah kelompok mencakup setidaknya tiga orang (dua orang
dikatakan sebagai dyad). Kemungkinan akan terjadi koalisi ketika hanya dua
orang yang berkomunikasi. Meskipun dinamika peran, norma, kekuatan, status dan
kepemimpinan kelompok juga ada hadir dalam dua orang yang berkomunikasi, hal
itu juga semakin penting dalam mempengaruhi hasil komunikasi berjumlah tiga
atau lebih orang. Tidak ada batasan jumlah anggota yang pasti dalam kelompok
kecil. Namun, memiliki lebih dari 12 orang (ada yang mengatakan 13 dan adapula
20) dalam sebuah kelompok akan mengurangi interaksi anggota individu. Hasil
penelitian mengatakan bahwa kelompok yang lebih besar tidak seefektif kelompok
yang lebih kecil. Semakin besar kelompok, semakin kecil pengaruh masing-masing
individu dalam kelompok dan semakin besar kemungkinan berkembangnya
subkelompok. Dengan 20 orang lebih, komunikasi lebih menyerupai situasi
berbicara di depan umum saat seseorang berbicara kepada audiens, memberikan
sedikit kesempatan bagi semua anggota untuk berpartisipasi secara bebas.
Semakin besar kelompok, kemungkinan anggota kelompok menjadi lebih pasif.
Hal penting dalam komunikasi kelompok kecil :
1.
Pertemuan dilakukan
untuk tujuan bersama
2.
Merasa saling memiliki
3.
Saling mempengaruhi
Komentar
Posting Komentar